JAKARTA – Angka warga dewasa dan lansia di DKI Jakarta yang menjalani skrining kesehatan jiwa lewat Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) terus meningkat. Hingga kini, 365.730 orang telah mengikuti pemeriksaan tersebut.
Namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, masih banyak warga yang perlu melakukan skrining agar potensi gangguan mental dapat dideteksi lebih cepat.
“Mohon warga DKI Jakarta bisa melakukan CKG dan termasuk mengisi skrining kesehatan jiwanya,” kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Yunita Arihandayani, dilansir Antara, Sabtu (22/11/2025).
Pernyataan itu ia sampaikan dalam seminar daring “Merawat Kesehatan Mental Ibu sebagai Pilar Ketahanan Keluarga” yang digelar sehari sebelumnya.
3 Persen Peserta Skrining Alami Gejala Depresi
Dari ratusan ribu peserta skrining, 10.973 orang atau 3 persen menunjukkan kemungkinan gejala depresi. Yunita menjelaskan, angka depresi di Jakarta mencapai 1,5 persen, sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 1,4 persen.
Kecemasan Menjadi Masalah Kedua Tertinggi
Selain depresi, 9.090 orang atau 2,49 persen warga Jakarta yang mengikuti skrining juga memperlihatkan gejala kecemasan. Gangguan cemas pada usia di atas 15 tahun bahkan masuk peringkat kedua dari sepuluh penyakit tertinggi di Jakarta.
Secara nasional, prevalensi masalah kesehatan jiwa juga menunjukkan variasi. Jawa Barat mencatat angka tertinggi dengan 4,4 persen, sementara rata-rata Indonesia berada di 2 persen. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menempatkan Jakarta sedikit lebih tinggi daripada nasional dengan 2,2 persen.
Masih Sedikit yang Mencari Pengobatan
Meski gejala muncul, sebagian besar penderita tidak mencari pengobatan. Yunita mengungkapkan, hanya 0,7 persen warga dengan gangguan cemas yang mendapat perawatan, sementara pasien depresi yang berobat baru mencapai 12,7 persen.
Menurutnya, minimnya kesadaran diri serta stigma sosial seperti takut dicap ODGJ atau dianggap “kurang kuat iman” menjadi penghambat utama.
Skrining Jadi Pintu Masuk Deteksi Dini
Yunita kembali menekankan pentingnya skrining keswa sebagai langkah awal mengenali gejala sebelum berkembang lebih parah.
Skrining dapat dilakukan di Puskesmas, yang kini hampir semuanya memiliki psikolog klinis. Meski bukan alat diagnosis, pemeriksaan ini membantu mendeteksi tanda awal masalah kesehatan jiwa maupun faktor risikonya.
Warga Jakarta yang membutuhkan layanan awal juga bisa memanfaatkan JakCare, layanan telekonsultasi gratis yang dirilis Pemprov DKI pada Mei 2025 dan dapat diakses melalui aplikasi JAKI atau 0800-1500-119.





