JAKARTA – Di tengah beredarnya kekhawatiran publik terkait potensi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan kondisi stok nasional berada dalam level aman hingga akhir 2025.
Kepastian itu disampaikan langsung oleh Kepala BPH Migas, Wahyudi Anas, saat rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta (24/11/2025).
Wahyudi mengungkapkan bahwa realisasi prognosa Pertalite hingga akhir Desember 2025 diperkirakan mencapai 90,43% dari total alokasi tahun ini yang sebesar 31,13 juta kiloliter.
“Itu posisi yang kita kuotakan adalah 31,13 juta kiloliter. InsyaAllah realisasi prognosa sampai akhir Desember 2025 mencapai 90,43%. Kita masih memiliki 9,57% stok itu. Jadi InsyaAllah itu sangat aman untuk Pertalite,” jelasnya.
Tak hanya Pertalite, konversi minyak tanah ke LPG juga menunjukkan capaian tinggi hingga akhir tahun, yakni 97,06%. Sementara untuk Biosolar, realisasi prognosa mencapai 98,14% per akhir Desember 2025.
“Ini mengacu kepada realisasi yang ter-update per 20 November yang kemarin kita lakukan. Sehingga ini sudah sangat sensitif dan ketat. Jadi pencapaian biosolar 98,14%, kita masih memiliki stok 1,86% dari 18,69 juta kiloliter,” terang Wahyudi.
Dengan capaian tersebut, Wahyudi menegaskan bahwa stok BBM nasional berada dalam kondisi aman, termasuk suplai milik PT Pertamina (Persero) untuk menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Jadi kalau distribusikan Pertamina dengan tadi yang disampaikan fleksibilitas, ini bisa mengantisipasi untuk daerah-daerah yang menjadi fokus untuk destinasi Nataru,” pungkasnya.
