CILEGON – Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) di Provinsi Banten berada pada level II atau status Waspada. Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dan cukup meningkatkan kewaspadaan, mengingat jarak kota industri tersebut yang relatif dekat dengan GAK.
Wali Kota Cilegon, Robinsar, memastikan koordinasi lintas lembaga terus berjalan. Mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah dilibatkan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Segala bentuk potensi bahaya, insyaallah kami sosialisasikan, termasuk soal sirine dan jalur evakuasi di titik rawan bencana,” kata Robinsar, Kamis (11/12/2025).
Menurutnya, jalur-jalur evakuasi di kawasan terdampak sebenarnya sudah tersedia, dan saat ini pemerintah tinggal meningkatkan kembali sosialisasi kepada masyarakat agar benar-benar memahami langkah darurat bila aktivitas vulkanik meningkat.
Sistem peringatan dini juga menjadi fokus Pemkot Cilegon, terutama di wilayah pesisir yang memiliki risiko lebih tinggi.
“Jalur evakuasi sudah ada, titik-titiknya juga sudah tersedia. Kami tinggal sosialisasikan kembali terkait early warning system. Di setiap area potensi bencana pasti ada jalur evakuasi. Setahu saya, ada sekitar lima kelurahan di area potensi yang memiliki sirine,” lanjutnya.
Terkait anggaran penanganan kebencanaan, Robinsar menyerahkan urusan tersebut sepenuhnya kepada BPBD. Ia mengakui masih ada sejumlah catatan mengenai kelengkapan alat sejak awal ia menjabat.
“Kalau soal anggaran, saya kurang paham. Silakan tanya ke BPBD. Intinya BPBD sudah memberi atensi, termasuk saat awal saya menjabat, memang ada beberapa peralatan yang belum lengkap,” ujarnya.





