TANGERANG – Konser amal peduli Sumatera–Aceh yang digelar sejumlah elemen masyarakat Kota Tangerang, Provinsi Banten, menjadi bukti kuatnya solidaritas warga dalam membantu korban bencana alam. Kegiatan yang berlangsung di Taman Elektrik pada Sabtu (13/12) malam itu berhasil menghimpun dana sebesar Rp1,3 miliar.
Dana tersebut berasal dari donasi pegawai Pemerintah Kota Tangerang sebesar lebih dari Rp500 juta, serta partisipasi masyarakat Kota Tangerang yang menyumbang sekitar Rp800 juta melalui Baznas Kota Tangerang dan Tim Aksi Peduli Sumatera–Aceh yang diinisiasi MUI Kota Tangerang.
Wali Kota Tangerang Sachrudin menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan masyarakat dalam membantu warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan sejumlah wilayah lainnya.
“Ini salah satu bentuk semangat kebersamaan untuk meningkatkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jawa. Bersama dari Kota Tangerang untuk Indonesia peduli,” kata Sachrudin di Tangerang, Minggu (14/12/2025).
Sachrudin juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus membantu para korban bencana, baik melalui donasi finansial maupun doa, mengingat luasnya wilayah terdampak.
“Tidak hanya hari ini, tetapi kepedulian kita bisa terus dilakukan dengan berbagai cara dan kebutuhan masyarakat di sana. Bantuan bisa disalurkan melalui lembaga resmi agar bantuan tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Baznas Kota Tangerang Sobrun Jamili menilai kepedulian Pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang dalam penanganan bencana di Sumatera dan Aceh sangat luar biasa, tercermin dari besarnya dana yang berhasil dikumpulkan.
Sobrun menambahkan, Baznas Kota Tangerang telah menurunkan Tim Respon Baznas Tanggap Bencana sejak 3 Desember 2025 ke wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
“Tim respon Baznas tanggap bencana sudah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat Aceh, Sumbar dan Sumut, berupa layanan dapur umum, distribusi air bersih, paket makanan pokok, paket alat kebersihan dan aksi resik membersihkan lumpur pasca banjir, kami juga sudah menyiapkan program pembangunan hunian sementara dan masjid darurat,” ucap Sobrun.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut menyebabkan dampak luas. Wilayah dengan korban terbanyak tercatat di Kabupaten Agam, Aceh Utara, dan Tapanuli Tengah. Ratusan orang dilaporkan masih hilang, ribuan lainnya mengalami luka-luka, serta ratusan hingga ribuan fasilitas umum, layanan kesehatan, pendidikan, rumah ibadah, gedung perkantoran, dan jembatan mengalami kerusakan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat melepas 19 truk bantuan, mengungkapkan bahwa dari 23 kabupaten/kota di Aceh, sebanyak 18 wilayah terdampak. Di Sumatera Utara, 18 dari 33 kabupaten/kota terdampak, sementara di Sumatera Barat 16 dari 19 wilayah terdampak, sehingga total terdapat 52 kabupaten/kota terdampak bencana.
AHY menjelaskan, banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh dan Sumatera dipicu oleh fenomena Siklon Tropis Senyar, yang tergolong tidak lazim terjadi di Indonesia dan biasanya muncul di wilayah Filipina hingga Taiwan.
“Pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah berada di lapangan sejak hari-hari pertama kejadian. Dan hingga kini kami terus melakukan upaya penanganan dari rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujarnya.





