JAKARTA – Banyak orang menganggap ngorok atau mendengkur sebagai hal biasa saat tidur. Padahal, kebiasaan ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
Ngorok terjadi ketika aliran udara yang masuk melalui hidung dan mulut terhambat selama tidur. Hambatan ini menyebabkan jaringan di bagian belakang tenggorokan bergetar dan menimbulkan suara khas dengkuran.
Dokter spesialis THT menjelaskan, penyebab ngorok bisa beragam, mulai dari kelebihan berat badan, hidung tersumbat, posisi tidur terlentang, hingga konsumsi alkohol sebelum tidur. Dalam beberapa kasus, ngorok juga dapat menjadi gejala awal sleep apnea, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik.
Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh. Jika terjadi terus-menerus, ngorok dapat memicu kelelahan kronis, menurunkan konsentrasi, hingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
Penyebab Ngorok
1. Kelebihan berat badan
Mengutip situs resmi Siloam Hospital, lemak berlebih di sekitar leher dapat menekan saluran pernapasan, membuat udara sulit mengalir dengan lancar saat tidur. Kondisi ini menyebabkan jaringan di tenggorokan bergetar lebih kuat dan menimbulkan suara ngorok.
2. Posisi tidur yang salah
Tidur telentang sering membuat lidah dan jaringan lunak di tenggorokan jatuh ke belakang, menyempitkan saluran udara. Akibatnya, udara yang keluar masuk tidak stabil dan menghasilkan dengkuran.
3. Kelelahan atau kurang tidur
Tubuh yang terlalu lelah menyebabkan otot tenggorokan menjadi lebih rileks dari biasanya. Ketika hal ini terjadi, getaran di area saluran napas meningkat dan memicu suara ngorok.
4. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Nikotin dan alkohol dapat membuat otot tenggorokan melemah serta mengiritasi dinding saluran napas. Dampaknya, pernapasan menjadi tidak lancar dan suara dengkuran lebih mudah muncul.
5. Masalah pada hidung atau tenggorokan
Penyumbatan hidung akibat flu, alergi, atau sinusitis bisa mengganggu aliran udara. Begitu juga dengan kelainan anatomi seperti amandel besar atau deviasi septum yang membuat saluran napas menyempit.
6. Penuaan alami
Seiring bertambahnya usia, otot tenggorokan cenderung kehilangan kekuatannya dan menjadi lebih longgar. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan jaringan bergetar saat tidur dan menimbulkan ngorok.
7. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan henti napas sesaat berulang kali di malam hari. Saat udara kembali mengalir, tubuh memproduksi suara keras menyerupai ngorok sebagai respons untuk bernapas kembali.
Dampak Ngorok pada Kesehatan
Meskipun sering dianggap sepele, ngorok yang parah dan berlangsung lama dapat memiliki dampak serius pada kesehatan, antara lain:
- Gangguan tidur: Ngorok dapat mengganggu kualitas tidur, baik bagi penderita maupun pasangan tidurnya.
- Kelelahan di siang hari: Akibat kurang tidur nyenyak, penderita ngorok sering merasa lelah dan mengantuk di siang hari.
- Risiko penyakit kardiovaskular: Ngorok parah dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
- Gangguan pernapasan: Dalam kasus yang lebih serius, ngorok bisa menjadi tanda sleep apnea, kondisi di mana pernapasan terhenti sejenak saat tidur.
- Masalah hubungan: Ngorok dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan, terutama dengan pasangan tidur.
Posisi Tidur yang Tepat
Untuk mengurangi ngorok, para ahli menyarankan perubahan gaya hidup sederhana. Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi ngorok adalah dengan mengubah posisi tidur. Berikut beberapa rekomendasi posisi tidur yang dapat membantu:
- Tidur miring: Posisi ini membantu mencegah lidah dan jaringan lunak jatuh ke belakang tenggorokan. Cobalah tidur miring ke kiri atau kanan.
- Meninggikan kepala: Gunakan bantal tambahan atau kasur yang bisa diatur kemiringannya untuk meninggikan posisi kepala sekitar 10-15 cm. Ini membantu menjaga saluran napas tetap terbuka.
- Hindari tidur terlentang: Jika Anda terbiasa tidur terlentang, cobalah meletakkan bantal di punggung untuk mencegah Anda berbalik ke posisi ini saat tidur.
- Gunakan bantal khusus anti-ngorok: Ada berbagai jenis bantal yang dirancang khusus untuk membantu mengurangi ngorok dengan menjaga posisi kepala dan leher yang optimal.
Penting untuk diingat bahwa perubahan posisi tidur mungkin membutuhkan waktu adaptasi. Cobalah secara konsisten selama beberapa minggu untuk melihat hasilnya.