ABUJA – Rasa cemas menyelimuti Nigeria setelah 315 siswa dan guru dari St Mary School, sebuah sekolah Katolik di negara bagian Niger, diculik kelompok bersenjata pada Jumat (21/11/2025) dini hari. Insiden ini bukan sekadar penculikan massal biasa tetapi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dan menjadi kejadian kedua dalam sepekan.
Awalnya hanya dilaporkan puluhan korban. Namun, Asosiasi Kristen Nigeria, dalam pernyataan yang dikutip AFP pada Sabtu (22/11/2025), memastikan jumlah korban jauh lebih besar setelah proses verifikasi.
“Jumlah total korban yang diculik … sekarang menjadi 303 siswa dan 12 guru,” demikian bunyi pernyataan resmi asosiasi tersebut.
Angka itu mencengangkan: hampir separuh dari 629 siswa yang terdaftar di sekolah tersebut lenyap dalam satu malam.
Ketakutan pun menyebar luas. Pemerintah negara bagian Niger langsung menutup banyak sekolah, sementara negara bagian Katsina dan Plateau mengikuti langkah serupa demi menjaga keselamatan siswa.
Penculikan di Niger terjadi hanya beberapa hari setelah insiden serupa di negara bagian Kebbi pada Senin (17/11), di mana 25 siswi juga diculik. Rangkaian serangan ini membuat pemerintah pusat bergerak cepat. Presiden Nigeria Bola Tinubu bahkan membatalkan sejumlah agenda internasional, termasuk kehadirannya di KTT G20 Johannesburg, untuk menangani krisis keamanan yang kembali memuncak.
Situasi memanas setelah sebelumnya dua serangan terhadap gereja di wilayah barat Nigeria menewaskan sedikitnya dua orang, kejadian yang muncul di tengah ancaman Presiden AS Donald Trump soal kemungkinan aksi militer atas apa yang disebutnya “pembunuhan umat Kristen” oleh kelompok radikal di Nigeria.
Penculikan massal ini juga membuka kembali luka lama bangsa tersebut. Nigeria belum sepenuhnya pulih dari penculikan hampir 300 siswi oleh Boko Haram di Chibok lebih dari satu dekade lalu dan hingga kini sebagian masih hilang.
Tragedi demi tragedi ini menegaskan satu hal: krisis keamanan Nigeria kembali berada di titik kritis, dengan nasib ratusan anak dan guru kini menggantung tanpa kepastian.





