
Tahun Baru Hijriah bukan sekadar pergantian angka dalam kalender Islam. Ia adalah momen reflektif—menghidupkan kembali semangat hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik tolak kebangkitan peradaban Islam. Pada 1 Muharram 1447 H ini, umat Islam di seluruh dunia kembali diajak menengok sejarah, menakar posisi, dan menata langkah menuju masa depan yang lebih gemilang.
Hijrah: Tonggak Sejarah dan Awal Peradaban
Hijrah Nabi Muhammad SAW adalah lebih dari sekadar perpindahan fisik. Ia adalah perubahan besar dalam strategi dakwah, dari fase individu ke fase institusional, dari tekanan ke kebebasan, dari ketertindasan menuju peradaban.
Di Madinah, Rasulullah tidak hanya membangun masjid sebagai pusat spiritual, tetapi juga meletakkan fondasi negara yang menjunjung keadilan, musyawarah, dan persatuan. Piagam Madinah menjadi bukti awal terbentuknya tatanan sosial-politik yang inklusif, mengakomodasi umat Islam dan non-Muslim dalam satu masyarakat madani.
Dari sana, lahirlah peradaban dakwah Islam yang menyinari dunia dengan ilmu, akhlak, dan keadilan. Inilah peradaban yang kemudian melahirkan ilmuwan, filsuf, arsitek, hingga negarawan yang mewarnai dunia selama berabad-abad.
Pemuda Hijrah Masa Kini: Qur’ani, Kuat, dan Bertakwa
Hari ini, pemuda Islam kembali menggeliat. Di tengah zaman yang sarat godaan dan distraksi, muncul generasi muda yang memilih untuk hijrah—kembali kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara yang relevan dan membumi.
Mereka aktif membangun komunitas positif, berdakwah lewat media sosial, menghidupkan kajian dan masjid, bahkan mendirikan usaha mandiri yang halal dan berdampak. Semangat mereka adalah semangat Rasulullah: membangun umat dengan cinta, ilmu, dan keteladanan.
Pemuda hijrah adalah mereka yang tak hanya menolak kemaksiatan, tapi juga menjadi agen perubahan. Mereka menyatukan kekuatan iman dan kreativitas, menjadikan Al-Qur’an sebagai inspirasi hidup, dan menjadikan takwa sebagai pijakan dalam setiap langkah.
Muharram: Momentum Hijrah Peradaban Baru
Tahun Baru Hijriah adalah panggilan. Panggilan untuk berhijrah dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu, dari dunia yang melenakan menuju akhirat yang menjanjikan, dari kelemahan menuju kekuatan umat.
Kini, umat Islam memerlukan kebangkitan peradaban kedua—sebuah gerakan kolektif yang diawali dari diri, keluarga, pemuda, hingga struktur masyarakat. Dengan semangat hijrah dan dakwah, kita bangun kembali kejayaan Islam: tidak hanya sebagai agama, tapi juga sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Mari kita menjadi bagian dari barisan para muhajir zaman ini—yang tak hanya berpindah arah, tapi juga membangun peradaban._(jiyong 2025)
Oleh : Achmad Haromain
_Dosen FEB UMT_