SERANG – Banten tancap gas memperkuat layanan kesehatan daerah dengan mendorong percepatan pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Langkah ini dipandang sebagai kunci untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis sekaligus memastikan pemerataan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Banten.
Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa peningkatan kapasitas tenaga medis merupakan bagian dari prioritas pembangunan daerah. Hal itu ia sampaikan usai bertemu jajaran pimpinan Untirta di Serang, Sabtu (15/11/2025).
“Penguatan tenaga kesehatan merupakan bagian dari program prioritas daerah,” kata Andra. Pertemuan tersebut secara khusus membahas akselerasi pendirian rumah sakit pendidikan dan percepatan pembukaan tujuh program studi spesialis di Untirta.
Ia menambahkan, Pemprov Banten berkomitmen penuh mendukung langkah Untirta agar segera mencetak dokter spesialis yang berkompeten dan dapat memperkuat layanan kesehatan masyarakat.
“Ini (dukungan) sejalan dengan Program Faskin Kita yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan distribusi tenaga kesehatan di Banten,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Untirta Prof Fatah Sulaiman menekankan bahwa kehadiran PPDS sangat mendesak untuk menjawab kebutuhan riil tenaga dokter spesialis di daerah.
“Kita ingin mendukung pemerataan, terutama untuk wilayah yang masih kekurangan dokter. Ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat untuk memperkuat tenaga kesehatan daerah,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa Untirta telah mengantongi izin pembukaan tujuh program studi spesialis, yakni Ilmu Penyakit Dalam, Bedah, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Radiologi, Anestesi, dan Orthopedi.
“Kami juga berharap program PPDS ini dapat bersinergi dengan program Pemprov Banten lainnya, seperti Program Satu Desa Satu Sarjana, yang membuka peluang bagi putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran dan kembali mengabdi di daerahnya,” ujarnya.





